Oleh : Diski Nia Levi Yani

Editor : Izam Rafi Kanafi

Dewasa ini konsumsi media massa menjadi sebuah keniscayaan bagi semua kalangan muda, remaja, hingga dewasa. Di era serba digitalisasi sekarang, tidak menutup kemungkinan siapapun dapat menuliskan sebuah gagasannya dalam platform media manapun. Sajian topik informasi dalam sebuah wacana juga turut beragam, tak terkecuali dalam konteks dakwah secara digital.  

Melihat kondisi dunia perindustrian media massa berkembang semakin cepat, yang tentunya mengakibatkan problem kehidupan juga semakin kompleks. Maka  generasi millenial islam perlu terbuka untuk turut memberikan solusi konkret bagi problem kemasyarakatan dan kebangsaan sesuai dengan eranya. Tentunya juga mengikuti perubahan kemajuan teknologi informasi dan digital. Namun amat disayangan, banyak generasi muda yang berkompetensi mengembangkan dakwah digital  justru tidak memiliki wadah untuk meningkatkan kemampuannya. Kurangnya literasi digital tersebut juga menjadi penyebab terhambatnya proses penyampaian dakwah yang akan disebarkan.

Hal ini akan menjadi tantangan bagi masyarakat pesantren khususnya generasi islam millenial, karena tidak sedikit topik yang disajikan bersinggungan dengan norma-norma yang diajarkan dalam islam. Terlebih melihat kondisi ketika pandemi, dimana masyarakat lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah. Beragam pengajian online via YouTube menjadi primadona di tengah hadirnya wabah Corona. 

Pada dasarnya, dengan berdakwah berarti kita ikut membantu menyebarluaskan nilai-nilai toleran dan moderat yang dibawa oleh Nabi untuk disebarluaskan kepada umatnya. Kendati demikian apabila dakwah dilakukan dengan metode melenceng, seperti halnya merujuk pada tindakan kekerasan, pemaksaan, atau melanggar nilai-nilai kemanusiaan maka kemuliaannya menjadi tidak berarti. Terlebih lagi jika sampai pada tindakan radikalisme, terorisme, atau ekstremisme. Dalam hal ini masyarakat pesantren yang telah di tempa dengan pendidikan moral, sosial dan beragama dan juga memahami ajaran agama islam secara kaffah yang mengedepakan nilai-nilai toleransi dirasa perlu turun andil dan eksis dalam upaya penyebaran dakwah digital bernuansa rahmatal lil ‘alamin

Meskipun kurangnya panggung bagi para pemuda, kita perlu membuat gerakan mandiri yang luar biasa dengan tidak bergantung dengan apapun. Mengejar ketertinggalan tersebut dengan cara gotong royong bersama memberdayakan para pemuda yang memiliki potensi dibidangnya guna ikut andil dalam menyebarkan konten-konten yang ramah sesuai ajaran islam.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan