Penulis : M Miftachul Rizal F. M

Siapa yang tidak kenal dengan Kediri, sebuah kota kecil yang memiliki sejarah panjang sejak era kerajaan. Diapit dua gunung yakni Gunung Kelud dan Gunung Wilis serta dibelah sungai Brantas, menjadikan wilayah ini subur dan makmur. 

Kediri adalah salah satu kota yang berada di provinsi jawa timur, yang mana kota dengan banyak keaneragaman budaya, tradisi dan tempat bersejarah. Kediri memang memiliki banyak tempat atau objek wisata yang sangat unik, salah satunya adalah Situs Setono Gedong. Setono gedong bukanlah tempat yang asing di telinga masyarakat, dimana Setono Gedong lebih terkenal sebagai situs religi yang ada di wilayah kediri. Setono Gedong sendiri terletak di tengah Kota Kediri yakni di Jl. Doho, Kota Kediri, tepatnya berada di sebrang Stasiun Kediri.

Setono Gedong sangat erat kaitanya dengan sejarah penyebaran agama islam di kediri dengan tokoh Mbah Wasil atau Syekh Al Wasil Syamsudin. Beliau merupakan tokoh yang berpengaruh menyebarkan islam di kediri. Kompleks bangunan makam Setono Gedong merupakan salah satu wujud penghormatan yang diberikan oleh masyarakat terhadap jasa beliau dalam mengembangkan dan menyebarkan agama Islam di Kediri. Situs ini memiliki sebuah relief dengan Burung Garuda serta Bunga Teratai yang terukirdengan sangat indah. Dari hal tersebut Setono Gedong banyak yang mengenal sebagai situs religi yang ada di kediri. 

Selain itu cerita mengenai Syekh Al Wasil Syamsudin adalah pangeran Mekah yang diperintahkan untuk datang ke Jawa Dwipa (Pulau Jawa), begitu menapakkan kaki di Pulau Jawa beliau sempat bermukim di wilayah Kabupaten Nganjuk tepatnya di wilayah Kecamatan Sawahan yakni di Gunung Wilis (Sadepok).

Syekh Al Wasil Syamsudin memiliki pengikut sekaligus murid yaki Ki Hajar Subroto, hingga pada tataran kemakrifatan. Dakwah Syekh Al Wasil Syamsudin tidak hanya pada tataran kemakrifatan saja. Namun dilanjutkan ke Wilayah Kediri, dakwah/ syi’ar beliau sampai kepada Prabu Joyoboyo. Melihat kebijaksanaan Sang Ulama, akhirnya Sri Aji Joyoboyo pun menimba ilmu kemakrifatan. Sehingga Syekh Al Wasil Syamsudin memiliki dua murid dengan tataran kemakrifatan tapi dari sisi berbeda, Ki Hajar Subroto dari sisi keagamaan (bekas pertapa), sedang Prabu Joyoboyo dari sisi pemerintahan (Kerajaan), sehingga keduanya dipesan dengan wasiat yang berbeda.

Selain makam Mbah Wasil, di wisata religi Setono Gedong juga terdapat tokoh besar lainya seperti makam Wali Akba, Pangeran Sumende, Sunan Bagus, Sunan Bakul Kabul, Kembang Sostronegoro, Mbah Fatimah dan Amangkurat.

Selepas dari itu makam Syekh Al Wasil Syamsudin atau Mbah Wasil banyak pengunjung yang datang. Tidak hanya dari kota sekitar Kediri, namun juga datang dari kota-kota besar lain, bahkan ada yang datang dari luar negeri seperti Malaysia dan Brunei Darusallam. 

“kebanyakan peziarah dari masyarakat lokal sekitaran kediri sampai dari luar negeri, ada peziarah yang sampai menjadwalkan agenda untuk datang ke makam mbah wasil. Seperti peziarah dari brunei darusalam yang tiap tahun biasanya dating ke sini” Ujar bapak Yusuf selaku Juru Kunci Makam Mbah Wasil.

Yusuf menjelaskan jika biasanya pada momentum bulan suci Ramadan, pengunjung yang datang ke makam Syekh Al Wasil Syamsudin bisa ribuan orang taip bulannya. Jumlah pengunjung masih bisa bertambah, terutama pada saat memasuki malam ganjil Lailatul Qodar. Selain berziarah banyak warga yang berkunjung ingin ngabuburit sambil menunggu datangnya waktu berbuka puasa. Makam Syech Wasil pun sering dikunjungi peziarah berdoa kepada Allah agar merasakan ketenangan batin dan segala kesulitan yang dihadapi selalu menemukan solusi. 

Meski demikian ditengah pandemi Covid-19, lokasi wisata religi Makam Syech Wasil nampak lengang sunyi tanpa pengunjung. Sepinya peziarah datang berkunjung ke makam Mbah Wasil lantaran adanya keputusan bersama warga lingkungan setempat serta kebijakan dari Pemerintah Daerah untuk menutup sementara lokasi wisata religi tersebut.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan