Oleh: Erik Firmanda

Udara adalah sebagian dari diri kita, kita tidak bisa menangkap udara tapi kita bisa merasakan akan kehadirannya, begitupun dengan mimpi, mimpi adalah pengalaman dari kita sendiri, mimpi melibatkan pengelihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, ataupun indra lainnya, mimpi muncul dalam alam bawah sadar kita yang berada dalam suatu kondisi yang belum nyata.

Ketika seseorang berkehendak mewujudkan mimpi yang ada di dalam dirinya maka berubahlah menjadi kenyataan. Ketika berada dalam zaman Thomas Alva Edision, mungkin kita kesulitan jika beraktivitas dalam kegelapan karena belum ditemukannya bola lampu, tapi Thomas Alva Edision membuktikan kepada dunia bahwa dalam kegelapan dia bisa mewujudkan mimpinya, dengan temuan bola lampunya Thomas Alva Edision mengubah kegelapan dunia dengan ciptaanya. Begitupun dengan Mark Zuckerberg yang pernah mengalami kegagalan saat berada di bangku kuliah, tapi dia bisa menjawab kegagalanya dengan membuat program yang dinamakan Facebook yang dilahirkan pada tahun 2004. Perlahan tapi pasti sedikit demi sedikit Facebook dikembangkan dan bisa menjadi besar sampai saat ini.

Mimpi bukanlah angan-angan yang datang dan pergi begitu saja tanpa kita filter dan kita proses, ketika kita bisa menangkap akan mimpi-mimpi yang kita miliki tidak menutup kemungkinan mimpi kita bisa menjadi kenyataan. Ketika Thomas Alva Edision gagal berkali-kali dengan temuannya dan Markz Zuckerberg yang pernah gagal dalam pendidikannya. Maka seberapa jauhkah kita berusaha untuk menerbangkan mimpi-mimpi kita. Seperti yang diungkapan oleh Fiersa Besari “Aku tidak tau dimana ujung perjalanan ini, aku tidak bisa menjajikan apapun, mimpi-mimpi kita adalah prioritas.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan