Oleh : Wahyu Indah Safitri

 

Pasti kita semua sudah tidak asing lagi dengan kata hedon. Hedonisme merupakan perilaku konsumtif seseorang yang menggunakan uang untuk hal-hal yang tidak penting.

Perilaku tersebut diartikan sebagai kecenderungan mengonsumsi barang secara berlebihan tanpa berbagai pertimbangan, masyarakat hanya menilai dari perspektif kebahagiaan dan mengutamakan kesenangan daripada kebutuhan. Dari segi kehidupan manusia tidak akan lepas dari berbagai kebutuhan, dari kehidupan sehari-hari kita dapat melihat bagaimana manusia memenuhi kebutuhannya dengan berbagai cara. Sebagian orang mencukupi kebutuhannya dengan secukupnya, namun sebagian lagi memenuhi kebutuhan secara berlebihan. Tak jarang banyak yang mulai melakukan tindakan kriminal demi terwujudnya semua keinginan dan ambisi kesenangannya.

Kemudian dengan hadirnya era globalisasi yang semakin mendukung budaya ini berkembang di masyarakat Indonesia. Arus media dan juga globalisasi turut memberikan sumbangsih yang besar dalam perubahan-perubahan kebiasaan dan cara pandang masyarakat Indonesia. Fenomena tersebut, tidak lepas pula dari budaya asing yang turut menyertainya.

Era globalisasi memang membuat kita terlena dan tergantikan oleh berbagai perkembangan yang begitu cepat setiap hari bahkan setiap jam. Terlepas dari penjajahan asing yang telah menduduki tanah air selama ratusan tahun, bangsa Indonesia kini menjajah negerinya sendiri. Peningkatan kejahatan dan tingginya angka kejahatan, terutama di ibu kota, adalah efek dari gaya hidup yang glamour ini. Belum lagi perkembangan teknologi membuat orang semakin tergiur.

Saat ini anak muda merupakan sasaran strategis media, karena masih labilnya pendirian dan usia remaja merupakan masa dimana menemukan proses dari mencari jati diri. Hal ini lah yang menjadi alasan kuat media memilih anak muda sebagai sasarannya sebab masih mudah dipengaruhi oleh banyak hal terlebih melalui media sosial. Misalnya, media sosial seperti Instagram yang memuat iklan berbagai produk mengedepankan sugesti untuk memiliki produk tertentu di benak kita. Belum lagi tampilan produk yang menarik dan tambahan diskon, para pebisnis memanfaatkannya sebagai strategi berdagang produk sebagai strategi perdagangan. Ada media cetak yang lebih lengkap seperti katalog yang memuat jenis barang dan harga belanja yang lebih hemat. Market place yang besar-besaran memberikan diskon, voucher gratis ongkir dan semua gift lainnya.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya, remaja merupakan komoditas utama dalam budaya konsumtif. Mencapai identitas melibatkan pengurangan kendali atas orang tua dan cenderung lebih mandiri. Kecenderungan remaja pada sikap negatif tersebut seringkali dianggap sebagai akibat dari tekanan di sekitarnya, seperti perasaan ingin dihargai. Tekanan semacam ini biasanya disebabkan oleh perbedaan antara dirinya dengan teman-temannya, perbedaan ini menyebabkan inferiority complex kemudian menyesuaikan diri dengan kelompok sosialnya sendiri.

Bagian dari gaya hidup ini adalah pengendalian diri setiap orang. Kurangnya pengendalian diri dapat membuat orang mudah tertarik pada objek. Perilaku konsumen tidak hanya mempengaruhi perekonomian, tetapi juga mempengaruhi kehidupan sosial, yang pada akhirnya menimbulkan persaingan dan kecemburuan sosial. Sikap ini yang mendorong seseorang ataupun kelompok dan status sosialnya ingin bersaing agar dapat terlihat lebih dibandingkan yang lain.

Gaya hidup konsumtif tidak dapat dibiarkan berkembang begitu saja. Karena perilaku tersebut dapat mendorong terjadinya perubahan kultural dalam lapisan masyarakat. Kontrol diri yang hanya dapat dilakukan oleh masing-masing individu sangat perlu dilakukan dengan kesadaran pribadi, didukung dengan faktor eksternal yakni lingkungan keluarga dan pertemanan diharapkan turut andil dalam memberikan pengertian dan nasihat agar seseorang dapat membedakan perilaku mana yang seharusnya dilakukan dan tidak boleh dilakukan.

Bentuk budaya cinta terhadap tanah air dengan mencintai produk dalam negeri perlu di tanamkan. Sikap bijaksana dari masing-masing individu lah yang turut menentukan ke arah mana bangsa ini akan dibawa di masa mendatang. Era modern boleh berkembang sesuai dengan perkembangan yang begitu pesat di seluruh belahan dunia, namun hal ini tidak boleh membuat kita begitu tergiur tanpa adanya sikap selektif.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan