Oleh Mochamad Yusuf, Aulia Rahmawati, dan Hadhana Sabila

Dakwah merupakan seruan atau ajakan kepada manusia untuk memperbaiki diri dengan berbuat kebaikan dan mencegah kemungkaran sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Jika dilihat dari sudut pandang yang lain, dakwah berarti segala sesuatu atau upaya yang dikerjakan oleh setiap umat muslim baik itu melalui lisan seseorang ataupun perbuatan. Dengan itu, siapa pun dirinya jika ia beragama Islam, dia adalah Da’i. Dan apapun yang dikerjakan olehnya merupakan satu contoh dari sekian banyak cara merealisasikan dakwah.

Pada masa sekarang ini dengan didukung oleh semakin canggihnya teknologi informasi yang berkembang, menjadikan dakwah bisa dikerjakan dengan lebih efisien dan khalayak yang dijangkau juga lebih luas. Ke depan, dakwah tidak hanya disampaikan pada masjid-masjid atau majelis ta’lim tertentu, namun dengan adanya media-media dakwah yang baru kita bisa mendengarkan pengajian melalui daring, membuat konten dakwah audio visual, dan mengunggahnya di kanal youtube, dan mungkin juga menjadikan akun media sosial kita sebagai lahan untuk berdakwah. Karena dakwah merupakan kegiatan yang universal, di era digital ini dakwah dituntut untuk bisa menjangkau semua segi kehidupan dan menyentuh semua lapisan di masyarakat.

Bila kita amati lebih luas lagi, dakwah Islam di era digital ini memiliki tantangan dan kendala yang semakin kompleks. Hal itu terjadi karena realitas sosial yang ada sekarang semakin beragam, dengan itu kesenjangan di masyarakat tidak lagi bisa dihindarkan. Ironinya hal tersebut telah menjadi sekat-sekat sosio-kultural bangsa dan mengaburkan batas-batas yang sebelumnya sudah ada.

Berbagai masalah tersebut, meliputi: pertama, terbentuknya budaya dan gaya hidup yang seragam, seperti pada menu makanan, busana dan selera memilih hiburan. Kedua mengutip Mike Featherstone, merebaknya konsumtivisme yang memberi dampak kemiskinan spiritual dan falsafah hidup hedonistik. Ketiga semakin intens dan masifnya infiltrasi budaya asing yang bertentangan dengan identitas kepribadian bangsa dan moral agama. 

Tantangan dakwah beraneka ragam bentuknya, selama ini kita hanya mengenal dalam bentuk klasik; penolakan, cibiran, cacian, bahkan teror. Kini ada tantangan baru dalam dakwah. Berdakwah di era sekarang ini bukanlah hal yang mudah namun tidak juga sulit. Seorang Da’i dituntut untuk peka terhadap lingkungan dan inovatif terhadap cara ia menghadapi zaman yang cepat sekali berubah. Karena pada hakekatnya dakwah itu berarti mengajak sehingga ia harus mengerti kondisi seseorang yang diajak. 

Dakwah saat ini juga membutuhkan materi yang simpel, efektif, tidak bertele-tele, sederhana dan tidak terkesan menggurui, sesekali Da’i bisa berimprofisasi dengan menambahkan humor agar ceramahnya tetap menarik dan tidak membosankan. Bukan hanya ceramah yang bersifat verbal namun dibutuhkan inovasi bagi seorang Da’i untuk menyikapi perubahan perilaku di masyarakat saat ini. Jangan sampai sesuatu yang disampaikan oleh Da’i malah menimbulkan masalah atau pemantik dari timbulnya kebencian dan perpecahan. Ini merupakan sebagian gambaran problematika tantangan dakwah saat ini khususnya di era teknologi dan komunikasi yang mau tidak mau harus kita hadapi dan merupakan tanggung jawab untuk Islam ke depan. (Teknik Repotase A kelompok 4)

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan