Dalam rangka mendukung dan memfasilitasi pengajar di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam baik negeri maupun swasta untuk mengajarkan keahlian literasi media, termasuk dalam menangkal hoaks, disinformasi dan misinformasi. MAARIF Institute bekerjasama dengan Asosiasi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (ASKOPIS) menyelenggarakan pelatihan Tular Nalar yaitu Program Pelatihan Literasi Media bagi Dosen untuk Penyemaian Perdamain dan Pemikiran Kritis.

Pelatihan ini diikuti oleh 425 orang dosen dari 128 perguruan tinggi yang tergabung di 14 Dewan Pengurus Daerah (DPD) ASKOPIS se Indonesia. Program ini digelar secara daring mulai tanggal 5 – 28 April 2021.

Mohammad Zamroni selaku Ketua Umum DPP ASKOPIS dalam pidato kuncinya menyampaikan bahwa program ini diharapkan dapat memberikan pencerahan tentang literasi media dilingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam khususnya di lingkungan Program Studi Komuniaksi dan Penyiaran Islam. Kolaborasi antara konsorsium Tular Nalar (MAARIF Institute, MAFINDO dan Love Frankie) dan ASKOPIS dilaksankan karena ada kesamaan visi misi dan kerangka dalam rangka membangun edukasi terhadap masyarakat terutama kalangan pendidik (dosen) tentang pentignya keahlian literiasi media dalam mengahadapi fenomena derasnya arus informasi terutama dimasa pandemi Covid-19 ini. Derasnya arus informasi tidak hanya menghadirkan hal-hal yang positif. Kenyataanya dibarengi juga dengan meningkatnya konten hoaks, provokasi, ujaran kebencian dan hal-hal negative lainya. Fenomena penyebaran hoaks ini tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat awam namun juga tidak jarang kita alami dilingkungan tenaga pendidik. Oleh karena itu dalam menghadapi fenomena tersebut kita perlu punya dua modal penting yaitu critical thinking (berpikir Kritis) dan critical awareness (kesadaran berpikir).

Abd. Rohim Ghazali selaku Direktur Eksekutif MAARIF Institute dalam sambutan penutupnya menyampaikan bahwa bulan Ramadan ini merupakan momentum yang relevan untuk kita melaksankan pelatihan Tular Nalar ini. Salah satu tujuan dari pelaksanaan Tular Nalar ini adalah memerangi fenomena hoaks yang merebak akhir-akhir ini. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa kalau kita masih meyebarkan hoak, ujuran kebencian, dan hal-hal negative lainnya, maka hal itu bisa saja mebatalkan puasa kita.

Koordinator Pelatihan Dosen Tular Nalar Deni Murdiani menyampaikan bahwa setelah selesai mengikuti pelatihan peserta diharapkan mempunyai keahlian dalam literasi media, termasuk menangkal hoaks, disinformasi dan misinformasi, khususnya dalam konteks COVID-19 yang marak akhir-akhir ini. Selain itu peserta juga diharapkan mampu memahami kurikulum Tular Nalar sebagai bahan ajar untuk disampaikan kembali kepada mahasiswa. Kurikulum Tular Nalar merupakan kurikulum literasi media yang diprakarsai oleh MAARIF Institute, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (MAFINDO) dan juga Love Frankie. Tular Nalar menawarkan kurikulum literasi media sebagai sarana mewujudkan latihan-latihan berpikir kritis yang diwujudkan dalam berbagai sarana pembelajaran, mulai dari video, website, artikel rubrik, dan lain-lain.

Sampai saat ini pelatihan Tular Nalar telah dilatihkan ke 1135 dosen dari 216 perguruan tinggi yang ada di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah,  Perguruan Tinggi Negeri, dan Perguruan Tinggi Swasta di 29 kota diseluruh Indonsia.

Program Tular Nalar diprakarsai oleh MAARIF Institute, MAFINDO dan Love Fankie serta didukung oleh Google.org. Tular Nalar menyediakan kurikulum online dan sumber belajar yang menarik dan mudah digunakan bagi dosen, calon guru, dan siswa untuk membangun ketahanan target audiens Tular Nalar terhadap intoleransi, berita palsu, ujaran kebencian, dan hoax melalui pemikiran kritis dan pendidikan literasi media. Seluruh materi Tular Nalar dapat diakses di website tularnalar.id.

Jakarta, 29 April 2021

 

Contact Person:

Mohammad Zamroni

Ketua Umum DPP. ASKOPIS  

Hp:  089692557100

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan