Oleh : Dina Fauziyah Agustina

Lebaran iedul fitri yakni sebuah istilah yang popular di kalangan penduduk agama islam  dengan ciri khas silaturahmi bersama bermaafkan. Saling berminta maaf menggambarkan tradisi  yang melekat erat dengan perayaan idul fitri. dan silaturahmi yang merupakan kewajiban bagi  umat islam untuk menjalin tali persaudaraan. karena dapat menyambungkan apa yang tidak  terjalin antara komunikasi sesama. 

Menjaga tali sitaruhami memang benar sangat di anjurkan dalam beragama islam dan di  dikala pandemic seperti ini melindungi sillaturrahmi sesama tidak menjadi alasan untuk tidak menyambung tali silaturahmi. Akibat pandemic covid- 19 yang masih melanda mengakibatkan 

beberapa peraturan yang wajib di taati untuk mencegah rantai penularan wabah covid- 19. di  antaranya yakni larangan mudik pulang kampung, sehingga para masyarakat Indonesia  mengharuskan silaturahmi lewat online dan terpaksa untuk tidak bisa tatap muka dengan sanak  keluarga maupun orang tua. Tidak terpungkiri dengan kecangihan zaman sehingga tidak ada  alasan untuk tidak berkomunikasi dan terselip bermacam aplikasi yang bisa di manfaatkan untuk  tetap menjalin silaturahmi dengan keluarga yang jauh. Misalnya melalui media sosial. Bahkan  semua platfrom media sosial menyediakan aplikasi video call, seperti watshaap, facebook,  Instagram, telegram dan lain sebagainya. Ataupun memakai aplikasi khusus video call seperti  zoom, google meet, skype dan lain- lain. 

Jadi buat kita seluruhnya umat islam seluruh dunia tidak terselip bagi kita untuk melalaikan  amalan tali silaturahmi. Apabila tidak sanggup tatap muka secara langsung sehingga kita  sanggup memakai media online melalui smartphone kita masing- masing. Pada rata- rata jelang  lebaran tiba, umat muslim selalu menyambut ria dengan senang hati dan berbondong- bondong  untuk balik kampung malahan mudik sebagai tradisi disaat lebaran, karna dengan seperti ini di  lakukan sekadar untuk menyambung tali silaturahmi dengan keluarga dan sanak keluarga. 

Adapun Keutamaan memelihara tali silaturahmi adalah 

  1. Memperluas persaudaraan setiap umat muslim, karna setiap orang yang menjalankan  silaturahmi bakal lebih mengetahui sahabat maupun saudara lainnya. Dan seseorang yang tidak  menjalin tali silaturahmi tentu tidak akan bersama mengetahui kerabat, keluarga, sahabat yang  lainnya, padahal jika di telaah seluruhnya umat islam yakni saudara. dan ini ialah peranan tali  silaturrahmi. 
  2. Sebagai makhluk mulia, karna menyambung silaturahmi dengan orang yang telah  memutuskan tali silaturahmi menggambarkan akhlak terpuji yang di cintai oleh Allah SWT. Dan  di riwayatkan dalam hadits imam Ali jika Rasullah bersabda:“ Maukah kalian saya menunjukkan  perilaku akhlak termulia di dunia dan di akhirat? Maafkan orang yang pernah menganiayaimu  sambung silaturahmi orang yang memutuskanmu dan memberikan sesuatu kepada orang yang  telah melarang mempersembahkan untukmu”. Dan orang yang memutus tali silaturahmi maka  akan sebagai perusak kehidupan.
  3. Memperpanjang umur, tak hanya sebagai makhluk yang mulia keutamaan silaturahmi serta  bisa memperpanjang umur dan melapangkan rezeki. Mengunjungi anggota keluarga dan sanak  saudara menggambarkan salah satu teknik untuk menghasilkan kerukunan dan keharmonisan.  

Bahkan tali silaturahmi yakni amalan yang ada nilai pahala besar. Karna seesorang yang  memelihara tali silaturahmi sehingga allah bakal melapangkan rezeki dan umurnya. Memelihara  tali silaturahmi sangat penting di lakukan oleh setiap muslim. Tentang ini bukan hanya  bermanfaat di dunia saja, tetapi untuk di akhirat nanti. 

  1. Memelihara kerukunan, tidak cuma sanggup menambahkan empati dan menghindari perilaku  egois. silaturahmi serta bisa memelihara kerukunan dan keharmonisan dengan sesama.  Momentum bersama memaafkan disaat tali bersilaturahmi sanggup membikin jalinan selaku  rukun. Soalnya tiap manusia tidak bakal pernah lepas dari kesalahan dan dosa, sehingga sudah  barang tentu seseorang bakal meminta maaf dan sama- sama memaafkan. 

5.Mendekatkan diri kepada Allah SWT. Menjalani tali silaturahmi dengan sesama serta sebagai  salah satu masukan bagi diri kita untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sebab disaat kita  bersedia menyambung silaturahmi dan memperlakukan manusia dengan baik, artinya kita telah  menjalankan perintah Allah Swt.. 

Dalam menyambut idul fitri sejumlah kota mempunyai ciri khas masing- masing untuk  menyambut perayaan hari kemenangan. Salah satunya tradisi di gresik jawa timur yaitu Panen  bandeng merupakan tradisi menyambut hari raya Idul Fitri yang rutin dilaksanakan petani  tambak di kawasan pesisir utara Gresik, Jawa Timur. Selain menjadi suguhan istimewa di hari  raya Idul Fitri, petani tambak juga melombakan bandeng jumbonya di ajang Festival Bandeng  Gresik. Panen bandeng jumbo maupun mirik bandeng sebagai rutinitas petani tambak di kawasan  pesisir utara di antaranya di Desa Pangkah Wetan, Kecamatan Ujung pangkah. Berbeda dengan  panen rata- rata karna petani hanya memanen bandeng yang ukurannya super jumbo, minimal  beratnya lebih dari 5 kg. 

Tradisi panen bandeng ini dilakukan penduduk secara gotong royong dengan menebar jaring  melingkari tambak. Mereka sesudah itu menariknya secara lambat- laun supaya hanya bandeng  jumbo yang terjaring. Bandeng jumbo yang terjaring sesudah itu ditangkap mengenakan sarung 

biar tidak lepas serta kulit sisiknya tidak rusak. Bandeng yang beratnya lebih dari 5 kg sesudah  itu dilombakan di Festival Bandeng Gresik yang dilaksanakan pada malam 27 Ramadhan. 

Namun sesudah lebaran juga terdapat tradisi yang masih mengalir adalah makan ketupat  Berbeda dengan kebanyakan wilayah yang puncak keramaian ketika hari raya Idul Fitri  berlangsung bertepatan pada 1 Syawal, di kota Gresik ada suatu desa bernama Pekauman yang  terletak di balik Masjid Jamik Gresik ataupun sebelah barat Alun- alun kota Gresik yang baru  ramai kala malam 8 Syawal. 

Dalam catatan sejarah tata kota Gresik, tadinya pekauman ialah tempat tinggal yang biasanya  menggambarkan kediaman alim ulama. Sehingga warga dekat menyebut Pekauman ataupun  biasa diujarkan Kauman ialah penjabaran dari kalimat perkampungan kaum beriman yang  diperuntukan pada banyaknya rumah para alim ulama di wilayah tersebut. 

Sebutan yang mirip pula terdapat di masa kesultanan Giri adalah dusun Kemudinan, desa  Sidomukti yang berasal dari kata Mudin yang berarti pemimpin umat Islam di wilayah,  Kemudinan sendiri tadinya menggambarkan pemukiman yang di diami para mudin dan ulama  setempat, Pada saat wilayah lain sudah sunyi serta warganya sebagain telah kembali ke tempat kerja, di Kauman malah sangat ramai. Mereka bersilaturrahmi antar orang sebelah, sanak  kerabat, ataupun yang dari jauh buat menyempatkan diri buat unjung- unjung( silih mendatangi). 

Perihal ini terjalin sebab kebanyakan masyarakat desa Kauman dan wilayah dekat yang  meliputi Bedilan serta Tlogobendung masih banyak warganya yang berpuasa sunnah di bulan  Syawal ialah antara tanggal 2– 7 Syawal. Jadi bukan perihal yang mengherankan apabila pada  malam 8 Syawal sesudah Sholat Maghrib para tamu yang hendak bersilaturahmi di daerah  Kauman serta sekitarnya hadapi puncak kepadatan yang terjalin pada malam itu. 

Idul Fitri dimaksud selaku hari suci ataupun hari di mana umat Islam semacam terlahir  kembali serta bersih dari dosa. Satu di antara amalan sunah di Hari Raya Idul Fitri yakni mandi  saat sebelum melangsungkan salat Id. apalagi disunnahkan mandi di pagi hari dengan  mengguyur segala badan serta anggota tubuh, yakni dari rambut di kepala sampai telapak kaki  dengan air. Mandi saat sebelum melakukan sholat Idul Fitri bertujuan buat menyucikan diri.

Akan tetapi, mandi sebelum sholat Idul Fitri tak serupa mandi biasa. Terselip kemauan dan  tata caranya yang bernilai buat dikenal dan dimengerti. Ada pula kemauan mandi Idul Fitri yang  dimaksud yaitu mandi sunnah yang dianjurkan saat sebelum salat Id. Perihal tersebut mendapat  pahala apabila dilakukan dan tidak apa- apa bila ditinggalkan. 

Idul Fitri dapat juga di artikan kembali pada kesucian, karna sesudah semasih bulan  Ramadhan dilatih diri menyucikan jasmaniah dan ruhaniah dengan harapan dosa- dosanya  diampuni oleh Allah Swt, sehingga bakal menjadikannya suci lahir batin. Idul Fitri ialah tempat  hari dimana kembali kepada fitrah maupun naluri religius, sebagaimana sabda Rasulullah saw:“  Tidaklah seseorang anak dilahirkan, melainkan dia dilahirkan dalam kondisi fitrah( bersih/ suci). 

Idul Fitri pula bisa di maknai dengan kembali kepada keadaan di mana umat Islam  diperbolehkan lagi makan dan minum di siang hari kayak biasa. Jadi Idul Fitri ialah hari raya  berbuka sesudah sebulan penuh menjalankan ibadah puasa pada hari Idul Fitri berbuka dan tidak  berpuasa sebagai ungkapan syukur kepada Allah Swt, sebagaimana dijelaskan dalam hadis:“  Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah Saw bersabda, Idul Fitri adalah hari di mana kamu  berbuka, serta Idul Adha yaitu hari di mana kalian berkurban.”( HR. Ibnu Majah). 

Dari Kedua arti tersebut sangat benar serta pas, karnaartinya mencaku segalanya. Sehingga  sanggup disimpulkan jika dalam merambah Iedul Fitri umat Islam diharapkan meraih kesucian  lahir batin dan meningkatkan mutu religious nya sehabis sebulan penuh melaksanakan amalan  ibadah ramdhan. Satu karakteristik manusia religius yakni ada kepedulian terhadap nasib  kalangan yang sengsara yakni memberikan ataupun menyisihkan harta nya buat kalangan yang  kurang beruntung ataupun kurang dapat dan anak yatim maupun yatim piatu. Hingga sebab itu  bisa dimengerti kalau umat Islam yang berkecukupan, patut membagikan zakat fitrah kepada  kaum fakir miskin, yang penerapannya setidaknya lambat sebelum shalat Idul Fitri. Peraturan ini  dimaksudkan biar pada waktu umat Islam yang dapat bergembira memperingati Idul Fitri,  sehingga orang- orang miskin serta sanggup merasakan tentang yang sama. Agama Islam sangat  menekankan harmonisasi jalinan antara si kaya dan si miskin. Jadi dapat disimpulkan, jika Iedul  Fitri ialah puncak dari suatu bukti pembelajaran religi yang berlangsung selama satu bulan untuk  mewujudkan profil manusia yang suci lahir batin, ada kualitas keberagamaan yang tinggi, dan  memelihara jalinan sosial yang harmonis.

Begitu pula apabila momen merayakan Idul Fitri hanya sebatas potret moment perayaan hari  kemenangan, sehingga selamia ni Ramadhan dan Idul Fitri bukan jadi renungan diri dengan  siraman rohani dan penuh keseriusan. Oleh karna itu yang terpenting buat umat Islam dikala ini  merupakan gimana menghidupkan dan menyongsong Idul Fitri sebagaimana yang diajarkan oleh  Rasulullah Saw. 

lnilah hari raya kita seluruh. Hari raya kemanusiaan umum, hari raya kesucian manusia, hari  raya fitrah, hari raya manusia sebagai makhluk yang hanif, makhluk yang merindukan kebenaran  dan kebaikan, yang berbahagia karna kebenaran dan kebaikan. Hari raya puncak perolehan  keruhanian kita sehabis berpuasa sepanjang sebulan, hari raya kembali ke fitrah, kesucian asal  ciptaan Allah untuk manusia, ldufitrii. 

Kita kembali ke fitrah kesucian yakni atas bimbingan Allah, Tuhan Yang Maha Esa, melalui  latihan menahan diri yang kita jalankan dengan penuh ketulusan, yang kita genapkan  bilangannya semasih sebulan. Hingga di hari ini kita kumandangkan takbir, tahmid dan tahlil,  sebagai pernyataan rasa syukur kita kepada Allah atas segala petunjuk- Nya itu. 

َِمْنأِعدَّةٌٍرفَٰى َسفَ 

ْو َعلَََمِري ًضاأَو َمْن َكانَُۖيَ ُص ْمُهَْمْن َش ِهدَ ِمْن ُكُمال َّش ْهَرفَلفَِْۚرقَانِفَُْوالُهدَٰىِْنَاتٍ ِمنَالُهدًىِللنَّا ِسَوبَي  

ْرقُِْهالِفيِزلَْنُِذيأََّش ْهُر َر َم َضانَال 

َّي آنُ ِ ا ٍمأ ُرو ُ 

َوِلتُ َكب ِعدَّةَُْواالعُ ْس َرَوِلتُ ْكِملُْكُمالِِريدُبيُ ْس َرَوََليُُْكُمالُِهبَّيُ ُكْمتَ ْش ُكُرو َن ِريدُالل 

ََّما َهدَا ُكْمَولَعَلَهعَلَ ٰىَّاالل 

artinya: 

 َخ َر 

” Serta hendaknya kalian sempurnakan bilangan hari berpuasa itu, setelah itu hendaknya kalian  kumandangkan takbir, mengagungkan Allah, atas petunjuk yang sudah dikaruniakan kepadamu,  dan hendaknya kamu sekalian bersyukur”.( QS. ai- Baqarah/ 2: 185). 

Bisa di liat dari hakikatnya yang terikat langsung dengan ajaran dasar agama, sehingga Hari  Raya ini yakni peristiwa yang amat sentral dalam kehidupan kaum beriman. Hingga marilah kita  renungkan sejenak makna dan hakikat Hari Raya ini. 

Secara budaya keagamaan di negeri kita tercinta ini, dengan kehadiran hari raya kesucian  manusia ini kita ucapkan Minai- Aidin waI- Faizin, semooga kita seluruhnya tergolong umat  yang kembali ke fitrah, dan berhasil tidak percuma menjalankan ibadah puasa, ibadah latihan 

menahan diri terhadap godaan hawa nafsu pendorong kejahatan, al- nafs al- ammarah, dan  mensterilkan jiwa dari dosa. Karna memang kembali ke fitrah seperti itu hasil dan wujud utama  dari semangat takwa yang jadi tujuan ibadah puasa. Tujuan itu ada secara nyata serta umum pada  semua manusia. Karena itu setiap umat mempunyai cara sendiri dalam menjalankannya. 

Dengan demikian, untuk memelihara kesucian jiwa kita dalam suasana hari yang suci ini,  terdapat empat hal yang bisa dilakukan dan dikembangkan, sebagaimana dikemukakan oleh Abu  Bakar Jabir Al-Jazairi yaitu: 

Pertama. Taubat. Yakni menyucikan diri dari ber bagai dosa dan maksiat, juga tidak  mengulangi segala dosa yang telah dilakukan dan bertekad tidak akan kembali melakukan dosa  tersebut di masa yang akan datang. Dalam berfirman Allah SWT yaitu “Dan bertaubatlah kamu  sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung” (QS. An-Nuur  [24]:31). 

Kedua, muraqabah. Yaitu sebuah kesadaran diri bahwa segala hal yang kita lakukan  dengan semua Tindakan dalam hidupnya selalu di liat oleh Allah swt serta selalu di awasi. 

Ketiga, muhasabah. Yaitu menimbang amal perbuatan yang sudah dilakukan demi meraih  kebahagiaan dan kemuliaan kelak di akhirat. Juga senantiasa meningkatkan amal kebaikan guna  menyongsong masa depan yang lebih baik. Dan keempat, mujahadah. Yakni selalu berupaya  sekuat tenaga untuk berjuang memperbaiki ke hidupan. 

Demikian di antara upaya kita untuk memelihara kesucian serta kemurnian jiwa dari dorongan dorongan nafsu yang membisikkan perbuatan-perbuatan jahat. Sehingga kita termasuk orang orang yang berbahagia dan beruntung di hadapan Allah, karena telah berusaha menyucikan jiwa  dengan beramal mulia dan menjauhi perbuatan tercela 

Jadi hal yang tidak bisa lepas dari idul fitri adalah Jabatan tangan karena simbol yang bermakna  kita sebagai membuka lembaran baru yaitu menciptakan suasana damai nan harmonis, serta  membangun hubungan insani yang sejahtera nan damai.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan