Oleh Alfia Asih Purwati, Muhammad Zidan Amroe, dan Ferian Dwi Nursa’id

Memasuki semester baru Institut Agama Islam Negeri Kediri mewajibkan penggunaan E-learning sebagai media pembelajaran online. E-learning merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan secara online serta dapat dilakukan dimana saja.

Sebagai salah satu dosen di IAIN Kediri, Ropingi mengatakan bahwa Elearning merupakan media pembelajaran yang telah ditetapkan oleh Institut sebagai sarana pembelajaran pokok. Dosen boleh menggunakan media pembelajaran lain sebagai tambahan misalnya mengunakan WhatsApp Grup, Google Meet, Zoom, dan lainnya. Selain itu Fina Zahra selaku dosen di IAIN Kediri juga menambahkan bahwa E-learning digunakan untuk memudahkan dan menyeragamkan pengarsipan data perkuliahan.

Dalam penggunaannya terdapat beberapa kendala saat menggunakan Elearning diantaranya adalah mahasiswa kesulitan mengisi daftar hadir, mengumpulkan tugas, terkendala sinyal serta masih mengalami kesulitan dalam penggunaan Elearning, hal ini terjadi bukan hanya pada dosen saja namun juga mahasiswa. Kendala lainnya juga dialami saat sesi diskusi berlangsung, “Sejauh ini diskusi melalui WhatsApp lebih mudah dilakukan daripada di E-learning.” Ungkap Fina Zahra. Selain itu, ia juga menambahkan awalnya lumayan sulit menggunakan E-learning bahkan untuk akses pun sempat down. Tapi sekarang seiring waktu sistem E-learning sudah diperbaiki dan memudahkan dalam presensi dan pengarsipan data kuliah secara daring. Hal ini juga sesuai dengan yang dialami Alfina Yulianti selaku mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Kediri, ia mengatakan saat awal perkulian semester baru ini masih kesulitan dalam melakukan presensi dan terkadang lemot mengakses E-learning meski begitu ia juga menyampaikan bahwa saat ini akses presensi untuk E-learning sudah lebih baik.

Sebagai media pembelajaran online yang utama E-learning masih menjadi media yang relatif baru baik dari kalangan dosen maupun mahasiswa sehingga masih membutuhkan waktu untuk memahaminya serta sebagai media pembelajaran Elearning dirasa kurang efektif untuk melakukan diskusi, meski begitu “Untuk keperluan arsip data sudah efektif.” Ungkap Fina Zahra. Selain itu, Fina Zahra juga menyampaikan bahwa penyampaian materi kadang lebih mudah jika disampaikan dan didiskusikan menggunakan video conference yang mana hal tersebut belum bisa dilakukan dengan E-learning jadi alternatifnya adalah menggunakan Google Meet atau Zoom.

Sedangkan terkait kesulitan mengakses E-elearning karena terkendala sinyal atau terlalu banyak pengguna maka untuk akses presensi di E-learning mahasiswa diberi kelonggaran waktu yang jauh lebih  panjang.

Untuk ke depannya terkait E-learning, Ropingi berharap ada perbaikan sistem sehingga lebih simple diaplikasikan serta terdapat peningkatan pemahaman bagi dosen dan mahasiswa sehingga dapat maksimal dalam memanfaatkan sistem yang ada. Alfina Yulianti juga menyampaikan semoga akses E-learning dipermudah dan lebih lancar. Hal serupa juga turut disampaikan oleh Fina Zahra, “Saya harap Elearning ada aplikasinya dan bisa digunakan semudah kita menggunakan WhatsApp yang lebih mudah diakses meski sinyal terbatas dan praktis untuk diskusi.”

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan