Oleh: Syamrotul Ilmi

 

Bulan suci yang penuh ampunan yakni pada bulan Ramadhan, bulan yang dinanti seluruh umat Islam. Dimana dalam bulan ini penuh berkah, penuh kegembiraan, senang menjalaninya dan juga berlomba-lomba untuk sedekah makanan dan lain sebagainya di mana-mana. Dalam hal ini banyak masyarakat yang memanfaatkan momen ini untuk mencari keberkahan.

Tradisi masyarakat Indonesia di bulan Ramadhan identik dengan kegiatan yang dilakukan bersama dengan teman atau keluarga. Namun, akibat adanya pandemi Covid-19 ini memaksa kita untuk melewatkan berbagai tradisi masyarakat Indonesia di bulan Ramadan yang biasa dilakukan. Masyarakat di Indonesia banyak memiliki tradisi unik saat bulan Ramadan. Tradisi masyarakat Indonesia di bulan Ramadan tersebut bahkan hampir dilakukan baik di kota maupun pedesaan. Munculnya tradisi masyarakat Indonesia di bulan Ramadan ini merupakan dampak dari kebiasaan yang dilakukan turun-temurun. Kebiasaan yang telah turun-temurun tersebut akhirnya berubah menjadi sebuah tradisi yang melekat di masyarakat Indonesia.

Mungkin sebagian besar dari kita atau bahkan semua umat Islam di Indonesia pernah melakukan tradisi masyarakat Indonesia di bulan Ramadan tersebut. Ya, memang jika di ingat-ingat kembali tradisi masyarakat Indonesia di bulan Ramadan tersebut membuat rindu. Untuk sedikit membawa Anda bernostalgia mengenai tradisi masyarakat Indonesia di bulan Ramadhan yang tahun ini mungkin tidak dapat dilakukan.

Banyak tradisi di Indonesia yang kerap kali dilaksanakan, seperti shalat tarawih berjamaah, sahur on the road / membangunkan masyarakat untuk sahur, ngabuburit di sore hari untuk  menanti datangnya waktu berbuka puasa, buka puasa bersama yang sering dilaksanakan oleh tiap keluarga atau komunitas untuk menikmati kebersamaan, bermain petasan di malam hari sebagai peringatan hari kemenangan  tetapi berlaku untuk yang tidak berbahaya untuk keseruan, juga yang terakhir adalah mudik yang tak ketinggalan oleh setiap orang dan yang dinanti dengan berkumpulnya keluarga tercinta serta yang dirindukan.

Namun apa jadinya, jika ramadhan kali ini sangatlah penuh dengan batasan. Virus Covid-19 datang seakan menghantui banyak orang, saling menjaga jarak, membuat ramadhan kali ini tidak semeriah di tahun-tahun kemarin sebelum datangnya pandemi, seakan datang dan banyak kegiatan yang diberhentikan. Tetapi, dengan datangnya virus ini tidaklah menghentikan banyaknya kegiatan di bulan suci ini. Menurut saya juga banyak masyarakat lainnya tentu sangat menginginkan tradisi ini tetap berlanjut dengan syarat menjaga protokol kesehatan juga penuh batasan. Terutama pada mudik, tentu banyak orang menginginkan untuk pulang ke kampung halaman masing-masing, namun dengan banyaknya aturan dari pemerintah yang tidak mengizinkan untuk mudik tentu juga banyak yang kecewa, namun dari sini perlu dilakukan untuk mengurangi tersebarnya virus.

Untuk mengisi hal kosong pada saat lebaran karna tidak bisa berkumpul dengan keluarga yakni dilakukan dengan melakukan video call dengan saudara disana, dengan melihat dan berkumpul tentu akan mengobati sedikit rasa rindu yang mendalam, bisa juga di isi dengan memasak di rumah atau dengan masyarakat sekitar atau yang lainnya. Tentu dengan seperti ini bisa membuat diri tidak jenuh dan juga tidak terlalu sedih karna menahan rindu.

Dan untuk yang sudah di kampung halaman untuk melakukan lebaran, saling bersentuhan tidak bisa dihindari terhadap siapapun karena memang sudah menjadi rutinitas dan kebiasaan. Namun dalam hal ini himbauan untuk masyarakat yakni tetap rajin mencuci tangan juga memakai masker, agar tetap terjaga juga terhindar dari virus. Juga dalam hal ini masyarakat dihimbau untuk tidak melakukan mudik jauh atau keluar kota, karena memang sudah menjadi peraturan dari pemerintah dalam memutus berkembangnya virus ini.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan