Oleh : Muhamad Fauzi

 

Keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia sangat beragam, yang didalamnya mencerminkan kearifan lokal. Budaya yang ada di dalam suatu masyarakat tak lepas dari perjalanan sejarah masa lalu. Maka dari itu, sebagai generasi penerus kita harus menjaga dan mempertahankan budaya yang ada, sehingga dapat dinikmati oleh anak cucu kelak. 

Budaya yang ada pada dasarnya dimunculkan untuk memperingati suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi pada suatu hari. Setiap daerah mempunyai budaya dan tradisi yang berbeda-beda untuk memperingatinya. Budaya disetiap daerah tersebut merupakan ciri khas yang tidak akan ditemui di tempat lain. Meskipun dalam penyebutan namanya sama akan tetapi dalam pelaksanaannya berbeda. Misalnya dalam menyambut bulan suci Ramadhan, di berbagai daerah memiliki budayanya sendiri untuk menyambut bulan Ramadhan.

Di Jawa timur  memiliki budaya yang khas untuk menyambut bulan suci Ramadhan yang disebut dengan megengan. Megengan yang berasal dari kata “megeng” artinya menahan. Jadi, megengan mengandung makna untuk menahan segala hal yang membatalkan ibadah puasa. Seperti makan dan minum, serta hal lain yang dapat membatalkan puasa. megengan juga berarti keselamatan agar tetap terjaga dengan baik untuk menghadapi bulan Ramadhan.

Megengan pada sejarahnya bukan merupakan tradisi dari ajaran Islam, melainkan merupakan akulturasi budaya, yakni penggabungan budaya Jawa dengan budaya Islam yang dilakukan oleh para wali ketika menyebarkan agama Islam di tanah Jawa dengan tujuan agar agama Islam dapat diterima oleh masyarakat setempat kala itu. Di Jawa pada masa itu terdapat budaya menghantarkan sesajen, yakni memberikan sajian sebagai bentuk rasa syukur atas kehidupan, maka oleh para wali kegiatan tersebut diganti dengan menghantarkan makanan atau berkat. 

Budaya megengan kini ditandai dengan selametan yang dilakukan di masjid, mushola atau langgar setempat. Dengan cara menyatukan berbagai makanan dan jajanan di satu tempat dan selanjutnya dengan do’a yang dipimpin oleh pemuka agama atau tokoh masyarakat untuk mendapatkan keselamatan dan kekuatan untuk menjalankan ibadah puasa. Setelah doa-doa maka selanjutnya adalah semua orang yang menghadiri kegiatan megengan tersebut dapat mengambil berkat atau makanan yang dikumpulkan tadi.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan