Oleh : Fidyana Firdausi

budayaan digital menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Kehadiran teknologi seperti menciptakan budaya komunikasi baru pada sebagian masyarakat, digitalisasi menjadi realitas yang harus diterima. Mungkin dunia digital efektif dari segi jarak dan waktu, namun tidak menimbulkan sentuhan pribadi. Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, kebutuhan gaya hidup manusia pun berubah, termasuk dalam berinteraksi. Dulu, kita lebih banyak berinteraksi secara langsung, baik melalui tatap muka ataupun tatap suara (offline). Namun, kecenderungan tersebut bergeser, dari interaksi secara offline menjadi interaksi melalui media perantara digital (online).

Silaturahmi digital adalah salah satu gaya hidup yang berubah di saat pandemi Covid-19. Silaturahmi dapat dilakukan dengan memaksimalkan kemajuan teknologi informasi, khususnya memanfaatkan sosial media. Hal ini membuat orang yang tidak memiliki banyak kesempatan untuk bersilaturahmi secara langsung, bisa tetap melakukannya. Makna silaturahmi tetap harus dijaga. Mungkin tidak dengan cara yang biasa dilakukan, tetapi bisa menggunakan cara lain yang adaptif.

Saat lebaran, silaturahmi menjadi agenda penting yang dijalankan. Mengunjungi sanak saudara, memohon maaf pada teman, sahabat dan juga keluarga menjadi kegiatan yang selalu dilakukan saat lebaran. Manfaat silaturahmi saat lebaran tak hanya sekedar menjalin hubungan baik antara manusia, kegiatan ini juga memupuk keimanan seseorang pada Allah SWT. “Siapa yang suka untuk diluaskan rizkinya dan dipanjangkan umurnya maka hendaklah ia menyambung tali silaturrahmi.” (HR. Bukhari & Muslim).

Pemerintah beberapa waktu lalu sudah mengumumkan larangan mudik lebaran tahun ini. Alasan utamanya, pandemi covid-19 belum berakhir. Demi memutus rantai penyebaran, masyarakat diharapkan tetap berada di rumah saja dan tak bepergian untuk mudik. Alangkah bijaknya untuk tetap menaati peraturan pemerintah dan tidak mudik tahun ini. Namun, meski mudik dilarang, tentu ada banyak cara yang bisa dilakukan agar setiap momen di bulan baik ini berkesan. 

Dizaman sekarang yang serba internet semakin canggih, bentuk sosialisasi apapun dapat dilakukan secara daring (online). Dengan menelepon teman, saudara dan keluarga atau juga bisa melakukan video call. Dengan memanfaatkan sejumlah aplikasi dan layanan dari perusahaan teknologi. Pilihannya cukup banyak, ada Zoom Meeting, Google Meet, Skype dan sebagainya. Yang paling umum digunakan dan hampir ada di setiap smartphone adalah dengan aplikasi Whatsapp yang kini bisa memfasilitasi panggilan hingga delapan peserta.

Dengan berkirim parsel atau hampers. Untuk mempererat silaturahmi juga bisa dengan berkirim parcel kepada kerabat kita. Jadi, tidak perlu keluar rumah karena bisa menggunakan jasa online yang tersedia. Bingkisan yang dikirimkan ini diharapkan bisa menggantikan kehadiran kita untuk orang yang dituju.

Dengan memanfaatkan sosial media untuk ajang silaturahmi jarak jauh. Teknologi memang bisa mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Tetap bisa berkomunikasi meskipun hanya lewat instagram, Facebook atau Twitter. Saling berkirim komentar, emoticon lucu, foto, dan video untuk saling bermaaf-maafan.

Berbagi THR via virtual. Kebiasaan lain yang dilakukan saat Idul Fitri adalah bagi-bagi amplop/ THR. Tradisi ini bisa diganti caranya dengan transfer antar-bank atau dompet digital, setidaknya bisa mengurangi kekecewaan karena tidak bisa kumpul bersama keluarga.

Kekuatan silaturahmi melalui media sosial ini bisa menjadi sebuah kekuatan yang sangat signifikan. Dengan silaturahmi digital kita bisa saling meringankan antar sesama, saling membantu antar sesama dan saling menghargai antar sesama. Banyak aplikasi yang memudahkan kita semua untuk bisa saling membantu satu dengan yang lain. jika kekuatan silaturahmi digital ini bisa dilakukan oleh semua orang, negeri ini akan semakin kuat menghadapi masa pandemi ini.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan