Madiun – Ramadhan 1442 H, di bulan ini, merupakan bulan yang kedua kalinya bagi masyarakat umat muslim di Indonesia melaksanakan ibadah puasa ditengah masa pandemi covid 19. Tapi beruntungnya kondisi saat ini mungkin bisa dibilang jauh lebih baik daripada keadaan tahun lalu.

Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya para pedagang dan penjual jajanan takjil yang sudah mulai berjualan dan beraktivitas seperti pada tahun-tahun sebelumnya, jika dibandingkan tahun lalu daerah dan kawasan jalan Ahmad Yani Kota Caruban terlihat sepi pedagang, lantaran adanya kebijakan pemerintah pada saat itu, untuk sementara waktu dapat menghentikan aktivitas diluar rumah, agar penyebaran virus covid 19 tidak meluas dan pandemi cepat berlalu.

Maka tak heran aktivitas saat menjelang berbuka puasa seperti, berburu takjil dan ngabuburit menjadi suatu kegiatan yang paling ditunggu-tunggu oleh banyak orang. Seperti yang tampak pada Jalan Ahmad Yani Kota Caruban, yang merupakan salah satu pusat para penjual yang menjajakan aneka macam takjil yang tetap ramai walaupun masih di masa pandemi Covid 19.

Di sepanjang jalanan ini banyak dijumpai aneka makanan. Mulai dari makanan riangan seprti kue, gorengan, jajanan pasar bahkan makanan berat seperti nasi, sayuran, dan lauk pauk dapat dengan mudah dijumpai pada bulan ramadhan seperti ini. Selain makanan terdapat juga para pedagang yang menjual aneka minuman, dari es buah, es oyen, es cincau dan masih banyak lagi.

Maka tak heran jika lokasi ini dipilih oleh para masyarakat untuk berburu makanan menjelang berbuka puasa atau berburu takjil. Selain karena banyaknya pilihan atau variasi makanan yang mereka di jajakan, harga makanan disini juga termasuk terbilang murah-meriah, mulai dari gorengan yang seharga 1000 rupiah, hingga makanan berat seperti nasi kuning atau nasi campur dengan kisaran harga 10.000 sampai 15.000 rupiah saja sudah dapat dinikmati. 

Salah satu pedagang yang berjualan disini adalah ibu Yanti, beliau telah berjualan aneka takjil dan jajanan pasar sejak lima tahun yang lalu, pada hari-hari biasanya ibu Yanti berjualan dengan cara berkeliling menggunakan sepeda motor, dan mulai menjajakan dagangannya mulai dari pasar saradan hingga pindah dari kampung satu ke kampung lain agar dagangannya habis terjual. Akan tetapi pada saat bulan ramadahan ibu Yanti memilih untuk berjulan di tempat. Dan mulai berjualan sekitar jam 3 sore.

Ibu yanti juga mengutarakan pendapatnya terkait perbedaan yang dirasakan pada ramadhan tahun lalu dan ramadhan tahun sekarang “ ya perbedaannya sangat jauh, tahun kemarin itukan pandemi ya.., jadi ya agak sepi, sedangkan tahun ini walaupun masih pandemi tapi masih agak mendingan dari tahun kemarin” ujar bu Yanti. 

Untungnya dari kebanyakan pembeli yang pernah datang di tempat Ibu Yanti, mereka sudah mulai menerapkan protokol kesehatan. “kebanyakan udah pake masker, kadang ada cuci tangan disitu” sambil menunjuk tempat cuci tangan yang sudah disediakan.

Lalu jika waktu sudah mendekati adzan maghrib, jalanan di sekitar ini sudah mulai padat dipenuhi orang-orang yang mencari kudapan untuk berbuka, namun sayangnya walaupun kebanyakan dari mereka sudah memakai masker, mereka lupa akan salah satu protokol kesehatan lainnya yaitu menjaga jarak, terlihat beberapa dari mereka malah membuat suatu kerumunan yang mungkin bisa menjadi tempat untuk penyebaran virus. 

Jadi meskipun kebijakan pemerintah sudah mulai dilonggarkan bukan berarti kita sebagai masyarakat juga sudah mulai melupakan protokol kesehatan. Tetap patuhi protokol kesehatan dimanapun kita berada, yaitu menggunakan masker, mencuci tangan atau menggunakan handsanitizer, dan juga menjaga jarak.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan