Oleh: Nailul Munnal Anisi

Fenomena alam Kayangan Api, yang terletak di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur adalah salah satu destinasi wisata yang menarik dan langka di daerah Bojonegoro. Di kawasan ini memang ditemukan fenomena geologi berupa gas alam yang keluar dari dalam tanah. Fenomena geologi ini menyebabkan api tersebut tak pernah padam. Meski dalam kondisi hujan deras sekalipun. Bahkan menurut sebagian sumber, ketika malam hari bentuk api tersebut menyerupai bentuk senjata tradisional, yakni menyerupai bentuk keris.

Ada legenda yang menceritakan asal usul api abadi di kayangan api berasal dari zaman Kerajaan Majapahit, yang konon katanya, Kayangan Api adalah tempat pertapaan seorang Empu dari zaman Majapahit yang bernama Empu Supa. Dengan keahlian membuat pusaka Empu Supa diangkat menjadi Empu Majapahit dan diberi gelar Empu Kriya Kusuma.

 

Dikisahkan sang Empu melakukan pertapaan dan membuat puska di tengah hutan selama bertahun-tahun. Menurut cerita warga, dia membawa api dan menyalakannya di bebatuan tepat di sebelah tempatnya bersemedi. Menurut kepercayaan saat itu Empu Supa masih beraktivitas sebagai pembuat alat-alat pertanian dan pusaka seperti keris, tombak, cundrik dan lain-lain. Dan salah satu pusaka yang dibuat oleh Empu Supa adalah Keris Jangkung Luk Telu Blong Pok Gonjo, yang ditempa dan dibakar dengan api yang keluar dari dalam tanah tersebut. Api itulah yang menyala hingga saat ini dan menjadi cikal bakal api abadi kayangan Api.

Selain ada Kayangan Api, di sebelah barat sumber api terdapat kubangan lumpur yang berbau belerang yang biasa disebut warga Sumur Blukutuk. Sumur itu berisi air yang tampak mendidih terus menerus. Konon, air itu digunakan untuk sang Empu untuk merendam dan mendinginkan benda-benda pusaka. Bahkan ada yang mengatakan bahwa air di Sumur Blukutuk ternyata tidak panas meskipun tampak mendidih. Dan volume air di susmur tersebut tetp stabil sepanjang musim, tak pernah meluap atau kering.

Sejarahnya, nama Kayangan Api pernah melambung ketika digunakan sebagai tempat pengambilan api di Pekan Olahraga Nasional Jawa Timur ke-XV tahun 2000 silam. Bukan hanya itu, Kayangan Api juga menjadi sumber api semangat saat ada perayaan hari jadi Bojonegoro dan untuk upacara penting lainnya seperti jumenengan Ngarsodalem Hamengkubuwana X, wilujengan atau selamatan, tayuban dengan gending eling-eling, wani- wani dan gunung sari yang merupakan gending kesukaan sang Empu, oleh sebab itu ketika gending tersebut dialunkan dan ditarikan oleh waranggono atau penembang macapatan, tidak boleh ditemani oleh siapapun.

Kayangan Api menjadi salah satu objek wisata unggulan di Bojonegoro yang banyak dikunjungi wisatawan. Selain karena keuinkannya, lokasi yang berada di tengah kawasan hutan menjadikan tempat yang pas untuk berwisata. Lokasi Kayangan Api yang berjarak 20km dari pusat kota Bojonegoro. Untuk menuju lokasi wisata Kayangan Api membutuhkan waktu 30- 45 menit perjalanan,

Salah satu daya tarik Kayangan Api adalah api abadi yang lebih indah dinikmati pada saat petang hari, karena saat itu fenomena alam yang unik tesebut dapat dilihat sambil menikmati suasana alam hutan yang jauh dari kebisingan. Selain itu di wisata Kayangan Api dibuka untuk umum selama 24 jam, serta tersedia pemandu wisata, harga tiket untuk msuk wista ini cukup terjangkau dengan biaya Rp. 8.000,- per orang dan biaya parkir Rp. 2.000,- untuk roda dua / Rp. 5.000,- untuk kendaraan roda 4. Saat ini wisata Kayangan Api sudah menyediakan beberapa fasilitas seperti pendopo, tempat makan, tempat menginap dan fasilitas lainnya.

Berhubung sekarang ada di pandemi Covid-19. Lokasi wisata Kayangan Api tampak lenggang dan sunyi tanpa pengunjung lantaran adanya kebijakan Pemerintah Daerah untuk menutup sementara Wisata Kayangan Api tersebut. Jika anda ingin mengunjungi Kayangan Api tunggu adanya kebijakan dari Pemerintah sampai tempat wisata ini buka. Sampai jumpa.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan