Oleh: Nadiah Mohammad Burhani

Cyber bullying merupakan kejahatan melalui internet yang bisa terjadi kapan saja tanpa mengenal waktu dan tempat. Apalagi di era pandemi Covid-19, angka kasus cyber bullying semakin meningkat drastis. Hal itu bisa terjadi karena anak sekolah menggunakan gadget untuk pembelajaran jarak jauh atau sekolah daring.

Bukan tidak mungkin jika anak-anak bisa menjadi pelaku cyber bullying dan melecehkan orang lain di internet. Terlebih lagi, anak-anak lebih mahir dalam mengakses internet. Resiko bullying melalui digital pun rentan terjadi di era sekarang.

Terutama di kalangan anak-anak hingga remaja, dimana 60 persen remaja mengaku pernah mengalami tindakan bullying dan 87 persen lainnya mengalami perundungan secara online. Cyber Bullying merupakan tindakan di mana seseorang menyalahgunakan internet untuk melecehkan, mengancam, mempermalukan, dan mengejek orang lain.

Kasusnya sama seperti perundungan secara verbal, akan tetapi cyber bullying tidak membutuhkan tatap muka dan tanpa melibatkan kekuatan fisik. Meski begitu, cyber bullying merupakan salah satu tindakan kejahatan. Jika dulu orang hanya menggunakan pepatah “Mulut mu harimau mu”, namun sekarang muncul lah pepatah “Jempol mu harimau mu.”

Pelaku cyber bullying juga bisa dilakukan oleh orang terdekat kita tanpa kita sadari. Jangan salah juga, dampak dari cyber bullying begitu besar bagi korban seperti:

  1. Depresi hingga keinginan bunuh diri

Korban cyber bullying akan merasa terluka, marah, takut, tidak berdaya, putus asa, terisolasi, malu, dan bahkan merasa bersalah pada diri nya sendiri. Jika ini terjadi berulang-ulang dan bertambah parah, si korban bisa berpikiran untuk bunuh diri.

  1. Kesehatan fisik sampai mental terganggu

Korban cyber bullying akan memiliki resiko lebih besar untuk menderita stress, depresi, cemas, dan gangguan post traumatic stress disorder (PTSD) pada orang dewasa. Hal ini akan berdampak pada stimuli sistem kekebalan tubuh korban menjadi terganggu.

  1. Menarik diri dari lingkungan sosial

Karena segala macam ketakutan dan kecemasan yang dialaminya, korban bisa menarik diri dari lingkungan sosialnya. Korban bahkan memilih untuk putus sekolah dan menyendiri di rumah karena cyber bullying.

  1. Menarik diri dari lingkungan sosial

Meskipun cyber bullying dilakukan melalui sosial media, akan tetapi orang-orang yang hidup di kehidupan nyata bisa melihatnya. Mereka bisa melihat secara langsung komentar-komentar jahat yang menyerang korban, bahkan orang-orang ini bisa menjauhi dan menyerang korban di kehidupan nyata. Ujungnya,korban tersebut tidak hanya terkena cyber bullying tetapi juga bullying secara fisik dari lingkungan sosial.

Seperti kabar duka penyanyi dan aktris Korea Selatan, Sulli ex-member girlband F(x), yang memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena depresi akibat cyber bullying.

Maka dari itu jangan sesekali kita memberikan komentar tidak baik kepada seseorang, karena kita tidak tau mental seseorang itu kuat atau tidak dengan komentar yang kita ketik.

Sekarang sudah tau kan kalau cyber bullying itu sangat berbahaya dan bukan hal sepele yang dapat di acuhkan begitu saja?  Nah mulai sekarang gunakan Internet secara baik dan bijak yuk, because mental health is important!

 

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan