Oleh : Anggun Selesia Rosadi

 

Jam dinding menunjukkan pukul 15.30 waktu setempat. Namun, disebuah ruang kesekretariatan sekumpulan anak Himpunan Mahasiswa Jurusan terlihat masih sibuk merapatkan suatu program kerja yang akan dilaksankan bulan Ramadhan ini. Diiringi suara gelak tawa diskusi itu berjalan begitu baik dan terkesan santai. Banyak yang memberikan masukan dan usulan, sehingga diskusi sangatlah hidup.

Seusai menemukan hasil, Mira selaku notulen membacakan resume hasil rapat hari ini. Setelahnya, Reza selaku ketua HMJ menutup rapat tersebut dan satu-persatu diantara mereka mulai meninggalkan tempat. Hingga tersisa hanya Reza, Lia, Dina selaku bendahara HMJ, dan Morang selaku devisi Konsumsi dari kegiatan tersebut. Merea mendiskusikan kembali tentang persiapan bahan-bahan yang akan dimasak dihari H nanti.

Karena lokasi bakti sosial dan bagi takjil berdekatan dengan rumah Lia, maka kegiatan memasak menu takjil dan berbuka ditempatkan di rumah Lia. Lia awalnya tidak merasa begitu keberatan, orang tuanya pun juga mengizinkan. Untuk itu, Lia pun setuju jika memasak dirumahnya.

Saat hari H tiba, beberapa panitia berkumpul di rumah Lia untuk membantu memasak makanan. Ada Reza, Morang, Dina, Resti dan Susi saja awalnya. Lia meminta mereka semua untuk santai saja dirumahnya, tidak perlu terlalu sungkan dan langsung saja memasak di dapur rumahnya. Saat kegiatan memasak mereka sembari mendiskusikan akomodasi apa yang akan digunakan mereka mengangkut makanan nanti. karena, sebelumnya hal tersebut tidak terpikirkan oleh mereka.

Akhirnya, mereka meminta bantuan dari teman-teman yang lain untuk membantu mengangkut makanan tersebut. Saat sudah hampir selesai, Hendra dan Mira datang. Tidak lama kemudian pekerjaan pun selesai dan semua makanan diangkut. Untuk mempermudah membawa semuanya, mereka pun berboncengan dan terpaksa beberapa motor diantara mereka harus ditinggal. Akhirnya, motor Resti dan Susi yang harus ditinggal.

Saat di lokasi, semua kegiatan berjalan begitu baik. Semua planning terjalankan dan tidak terjadi kemoloran kegiatan. Mereka semua berencana melaksanakan evaluasi juga ditempat tersebut, namun ternyata selaku tuan rumah pihak dari panti asuhan ingin menyampaikan ucapan terimakasih dan salam perpisahan. Sehingga, waktu tidak mencukupi dan akhirnya saat adzan Isya’ pun mereka terpaksa pulang tanpa evaluasi.

Saat diperjalanan Lia dan Reza mampir dulu sholat tarawih disusul Leo dan Imam. Namun, disaat itu panitia lain malah langsung pulang menuju Rumah Lia terlebih dahulu untuk mengambil motor Resti dan Susi yang masih dititipkan tadi. Sesampainya di rumah Lia, ternyata di rumah tidak ada siapapun. Rumah terkunci rapat. Akhirnya, Resti, Susi, Morang, dan Dina menunggu di teras rumah Lia sembari menghubungi Reza dan Lia. Namun, karena Dina terburu-buru, Dina akhirnya meninggalkan mereka bertiga dan berpamitan pulang.

Tak lama setelah Dina pergi, orang tua Lia pulang dari Masjid. Mereka berniatan untuk menyapa dan menanyai ketiga teman Lia tersebut. Namun, diantara ketiganya tidak ada yang menyaut ataupun menghiraukan hal tersebut. Orang tua Lia masih berpikir mungkin mereka tidak dengar. Kemudian melanjutkan membuka pintu rumah. Saat kedua orang tua Lia masih berada di belakang untuk meletakkan alat sholat, terdengar suara motor meninggalkan rumah mereka. Saat dilihat, ternyata ketiga anak tadi pergi meninggalkan rumah dan mengambil motor serta semua barang yang ketinggalan tanpa berpamitan.

Orang tua Lia merasa sangat kecewa dan marah. Sesampainya Lia, Reza, Leo dan Imam sampai di rumah Lia, orang tuanya langsung menyambut mereka dengan kemarahan. Rasa kecewa mereka sangat dalam karena merasa tidak dihargai oleh ketiga temannya tadi. Mereka mengatakan bahwa temannya itu tidak tahu sopan santun atau apapun dan menceritakan apa yang telah terjadi dan mereka alami. Disaat itu jugalah orang tua Lia tak menyetujui apabila teman-temannya itu menumpang untuk melaksanakan kegiatan di rumah mereka lagi.

Kekecewaan mereka begitu besar karena menganggap kalau teman-teman Lia itu adalah orang berpendidikan. Tidak sepatutnya mereka bertindak dan berperilaku seperti demikian. Apalagi mereka adalah anggota dari Himpunan Mahasiswa. Maka, sangat tidak tepat jika sampai tidak mengenal yang namanya sopan santun.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan