Aku adalah orang yang banyak menerima dibandingkan memberikan di negeri ini, karena lahir dan besar di keluarga yang sederhana. Hal yang saya terima di negeri ini adalah, Pendidikan, dimana aku dapat menempuh Pendidikan sampai lulus s2 berkat beasiswa dari pemerintah, hal tersebut telah mengajarkanku arti dari pemberian yang harus dipertanggungjawabkan bagi sesama.

Banyak menerima bantuan membuatku berpikir untuk berbagi atas yang ku peroleh selama ini. Salah satu Langkah kongkret yang bisa aku lakukan ketika duduk di bangku SMA adalah menjadi seorang kerja sampingan sebagai fotografer Freelance. Menganggap fotografi adalah hal yang seru karena selalu mengasah ilmu dan framing, aku melanjutkan kegiatan fotografi ketika menjadi mahasiswa di ITS Surabaya, untuk menjadikan ilmu yang kudapatkan lebih bermanfaat sesuai dengan hadits nabi yang berbunyi “Ibnu ‘Abbas RA berkata; Rasul SAW bersabda; Barang siapa yang berusaha mengamalkan ilmu yang telah diketahuinya, maka Allah akan menunjukkan apa yang belum diketahuinya.” Sehingga aku memutuskan untuk bergabung UKM, untuk mengasah ilmu lebih lanjut lagi, dan ada kegiatan amal yang membantu anak-anak yang kurang beruntung dalam hal ekonomi dan mereka yang kehilangan kesempatan belajar karena harus bekerja sebagai pemulung, disisi lain aku juga mengikuti Kuliah Kerja Nyata di Sidoarjo dan Mojokerto selama sebulan.

Selepas kuliah dengan beasiswa pemerintah, menyadarkanku akan tanggungjawab kepada negara yang sudah memnerikan beasiswa, sehingga aku memutuskan untuk mengabdi diri selama setahun di daerah tertinggal sebagai wujud syukut dan terimakasih kepada negeri ini aku ditugaskan sebagai fotografer di Desa Muning Dalam, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan melalui Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar, disana aku melakukan pemberdayaan masyarakat, memfoto di sekolah dasar, seta pelibatan masyarakat untuk merubah entitas perilaku dan sama-sama menyadari bahwa Pendidikan adalah tanggungjawab kita Bersama. Tinggal Bersama masyarakat di daerah terpencil yang jauh dari akses transportasi dan komunikasi, mengharuskanku membina hubungan positif dengan banyak pihak dari ttingkat desa, kecamatan hingga kabupaten. Aku mengajak masyarakat untuk terlibat aktif sembari mendokumentasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat desa, pelatihan guru-guru kreatif di kecamatan, pembinaan ekstrakulikuler di sekolah, dan pelatihan murid berbakat dalam bidang sains, olahraga dan seni. Materi yang sampaikan terkait pembelajaran kreatif berbasis lingkungan yang dikelola oleh guru-guru pembelajar di kecamatan. Selain sukses menggerakan K3S dan KKG, aku juga mengajak guru serta penggerak local yang berlatar belakang dari berbagai profesi untuk melaksanakan kelas inspirasi, di mana kami bergerak Bersama untuk mewadahi para professional agar bisa berkontribusi bagi Pendidikan di sekolah dasar di kabupaten hulu sungai selatan.

Dari semua proses yang telah aku lalui, menjadikanku pribadi yang lebih peka terhadap masalah sosial di tengah terjadi di masyarakat, termasuk masyarakat di ibukota yang masih berkutat dengan masalah kebanjiran, sehingga aku mempunyai mimpi bahwa suatu hari Indonesia mampu menangani banjir yang setiap hujan mengguyur, di mana membangun infrastruktur yang perlukan untuk menangani kebanjiran, seperti pengadaan pembangkit listrik tenaga sampah, namun untuk mewujudkan itu semua, aku harus belajar lebih dalam lagi mengenai geofisika material, khususnya limbah yang akan dibuang lagi, di Massachusetts Institute of Technology guna mendukung kemampuan akademis dan pengalamanku.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan