Oleh : Naufal Aflah Ubaiddillah

Anak penerus bangsa dituntut untuk tetap melakukan pembelajaran baik dengan cara yang dilakukan seperti DARING. Hal itu memang efektif untuk dilakukan sebagai pengganti LURING atau tatap muka secara langsung.

 

Pembelajaran daring ini mulai berlaku semenjak datangnya virus yang mematikan ini, bahkan tidak hanya aktivitas sekolah yang memakai jalur DARING dalam pekerjaan yang dianggap penting juga menggunakan jalur DARING ini.

 

Kelemahan anak memahami seluruh pembelajaran yang diikuti di jenjangnya baik SD, SMP, SMA, KULIAH. Dinilai karena berbagai kendala seperti kurang memahami penggunaan tata cara DARING, kurang partisipasi kepada pelajar yg dituntut untuk menggunakan pembelajaran daring.

 

Pembelajaran DARING ini membawa dampak besar bagi keseluruhan baik dikalangan pelajar dan sistem DARING ini memang harus dipantau betul untuk yang menjalankan  sistem ini, seperti contoh dampak yang paling menonjol saat diberikan tugas oleh guru, seorang murid kadang tidak memahami tugas yang diberikan dan akhirnya menambah beban tugas dengan menumpuknya tugas serta ketidaktahuan orang tua karena sibuk dengan pekerjaan atau kebutuhan tersendiri

 

Selain dari dampak yang terjadi sistem pembelajaran DARING ini kadang juga menghabiskan uang dengan kondisi ekonomi yang kurang stabil ini, jadi harus pandai pandai mengendalikan kebutuhan ekonomi agar tidak berimbas ke semua disamping pemberlakuan pembelajaran DARING yang ada ini.

 

Siswa yang  mendapatkan tugas dari guru terkadang sering malas mengerjakan hingga menumpuk banyak. Sering saya jumpai anak yang mendapat tugas dari guru selalu menunda tugas yang diberikan sehingga dari hal itu kadang orang tua harus pula memberikan simpati dengan tugas yang diberikan dan akan tidak terbebani antara siswa yang diberikan tugas  dengan guru.

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan