Oleh : Ika Ayu Novita Sari

 

Perkembangan zaman membuat kosakata terus tumbuh. Kian hari kian banyak pula istilah baru. Termasuk kosakata mengenai cinta. Beragam kata unik dan tak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia  bermunculan. Banyak digunakan oleh generasi milenial.

Aktivitas jatuh cinta di zaman sekarang semakin inovatif, penggunaan bahasa pun semakin beragam, dari bahasa yang sudah trend di era 80an hingga bahasa yang tercipta di zaman sekarang, salah satunya Bucin. 

Apa kalian tahu apa itu Bucin? Yaa, bucin ini merupakan suatu Predikat untuk diberikan kepada seseorang yang rela melakukan apapun demi cinta atau pendeknya, sih, “menghamba pada kekasih”. Jika kita melihat dalam kamus KBBI, secara arti dan terjemahan bucin sendiri tidak terdaftar dalam KBBI, bucin tidak memiliki arti yang tepat. Namun, jika kita melempar masalah ini pada masyarakat saat sekarang ini khususnya generasi milenial, kata kata bucin seakan memiliki arti dan hidup, yang secara pasti bahasa atau kata ini tak pernah tercipta secara cerdas.

Seiring perkembangan teknologi digital untuk mengembangkan atau melemparkan sesuatu pada publik, salah satunya kata “Bucin” sendiri. Dari anak-anak sosmed, hingga anak-anak alay, bahkan seorang Ridwan kamil pun, ikut menggunakan kata bucin.

Jika kita lihat reaksi di masyarakat bucin sudah berperan sebagai salah satu semiotika yang di sudah disepakati orang banyak. Sesuai kesepakatan pada masa sekarang, bucin berperan untuk sebuah umpatan, atau cacian kepada seseorang. Sesuai kesepakatan Bucin menjadi hal terendah dalam asmara. Kesepakatan yang pastinya tidak lahir melalui riset, undang-undang, dan lain sebagainya, maka bisa kita sebutkan kalau ini lahir dari kebodohan dan tidak mengerti serta tidak menikmati sebuah proses asmara. 

Bucin ini merupakan sebuah kata yang lahir dari seorang individu yang iri melihat sepasang kekasih yang berkorban untuk orang yang ia cintai. Serta, bucin yang lahir dengan tidak kesengajaan ini menjadi kata-kata yang absurd dan tidak memiliki arti. 

Menurut teori psikologi sigmund freud, bucin bisa berarti seseorang yang sedang mengidealisasi orang lain secara sadar maupun tidak. Idealisasi ini ditandai dengan seseorang yang mencintai orang lain dengan segenap jiwa dan raganya. Akan tetapi, dari beberapa kasus, ketika rasa cinta terlalu besar, semua cara untuk berkorban demi pasangan akan dilakukan, sampai-sampai bisa melakukan tindakan yang di luar akal sehat. Kondisi seperti ini juga bisa disebut dengan codependent relationship. Melansir dari klikdokter.com, codependent relationshipadalah hubungan yang membuat kamu bergantung pada persetujuan pasangan terhadap segala keputusan yang dibuat. Nah, dari definisinya aja udah mirip dengan tanda-tanda seorang bucin, kan?

Artikel yang Direkomendasikan

Tinggalkan Balasan